Anggota DPR Ini Jelaskan soal Ucapan 'KPK Kalau Mau OTT Telepon Dulu'
Monday, November 25, 2024
Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, menjelaskan pernyataannya soal ada baiknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telepon pejabat terkait terlebih dulu jika ingin melakukan operasi tangkap tangan (OTT).
Hasbi menyebutkan pernyataannya itu sebagai guyonan dan lebih menekankan pada titik pencegahan dari KPK.
Pernyataan Hasbiallah terkait OTT KPK itu disampaikan saat uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon pimpinan KPK di DPR RI. Ia mengatakan perlu ada kebijakan yang dititik-beratkan pada upaya pencegahan.
"KPK ini lebih banyak pemborosannya OTT (proses) satu tahun, sudah satu tahun setelah itu uang negara hilang dulu baru ditangkap. Kenapa kita tidak bisa kalau nanti bapak terpilih, bapak harus ambil sikap ekstrem. Kalau sudah tahu misalnya salah satu pejabat negara, gubernur, atau bupati melakukan korupsi, atau indikasi melakukan korupsi itu paling tidak kita sampaikan, kita telepon, 'hai bapak jangan lakukan korupsi, lakukan korupsi anda saya tangkap', selesai. Tidak ada yang negara yang dirugikan," ujar Hasbiallah dalam fit and proper test Johanis Tanak beberapa waktu lalu.
Dihubungi terpisah, Hasbi menjelaskan maksudnya sebagai guyonan. Ia mengatakan jika setuju dengan OTT, tetapi ada baiknya untuk dilakukan pencegahan terlebih dahulu supaya tak ada uang negara yang dirugikan.
"Maksud saya, yang saya sampaikan tujuan saya primadonanya itu adalah pencegahan, bukan berarti kita tidak mau (OTT), bukan berarti kita tidak setuju dengan tangkap tangan. Saya setuju, di awal saya bilang setuju," ujar Hasbiallah kepada wartawan, Senin (25/11/2024).
"Ini cuma, lihat dong videonya. Nah, di situ tangkap tangan, dalam artiannya kan begini. Di waktu yang nangkap tangan itu kan ada proses, ada indikasi, yang selama ini yang saya tahu, yang saya amati itu sudah penerimaan kedua kali yang ditangkap itu kan, atau penerimaan yang ketiga kali yang ditangkap. Kenapa tidak dari awal sudah ada indikasi, diperingatkan. Itu tidak ada uang negara yang hilang," tambahnya.
Ia menilai KPK bisa melakukan antisipasi jika ada indikasi pejabat melakukan pelanggaran. Ia mengatakan KPK juga memiliki alat yang canggih untuk mendeteksi hal itu.
"Antisipasi di awal itu kan bahasa telepon, bahasa lelucon itu, bahasa bercanda. Karena KPK ini kan punya alat yang sangat canggih dan biaya negara mahal kenapa tidak mendeteksi dari awal? Misalnya begini, saya kasih ilustrasi kalau kita malam-malam ronda kita lihat orang lagi nggak punya duit terus mau berusaha untuk maling rumah orang di waktu dia memalingi rumah orang kita cegah tidak?" katanya.
Ia menyebutkan sering kali OTT yang dilakukan oleh KPK negara sudah dirugikan sejumlah nominal. Ia mengatakan, jika KPK sudah mengetahui adanya tindak korupsi, mengapa tak dilakukan antisipasi sejak awal.
"Saya bilang telepon, KPK punya alat yang sangat canggih, kenapa tidak tidak menghubungi lah, mengantisipasi itu bahasa-bahasa gitu aja lah, bahasa ngobrol," tutur politikus PKB ini.
"Antisipasi karena dia punya alat yang canggih karena penyadapan itu kan butuh makan waktu beberapa lama, sebelum dia bertindak kenapa kita tidak antisipasi," tambahnya.
Ia mengatakan bukan akhirnya KPK justru mengintervensi pelaku tindak korupsi. Hasbi menyebutkan dia masih waras untuk menyampaikan hal itu.
"Bukan, tidak mungkin lah, saya masih waras pasti ngomong seperti itu," ungkapnya.
Sumber : detik