Wamenkeu: Kalau Cuma Ngitung Setoran, Kita Gak Perlu Dirjen Pajak
Monday, October 28, 2024
Jakarta - Wakil Menteri Keuangan III Anggito Abimanyu mengingatkan peran seorang Direktur Jenderal Pajak mudah tergantikan oleh teknologi, seperti artificial intelligence (AI).
Bila berperan hanya untuk mencatat penerimaan pajak, hingga mengukur potensi penerimaan maka seorang Dirjen Pajak, tanpa mengembangkan keterampilan non teknis atau soft skill, Ditjen Pajak akan mudah tergantikan AI.
"Kalau kita bikin algoritmanya runtut itu sudah ketemu, saya bisa ngitung penerimaan pajak. Jumlahnya ini, jumlah orangnya segini, jumlah PDB-nya segini, berapa penerimaan pajak," kata Anggito dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (28/10/2024).
"Sampai proyeksinya terus ketemu sudah. Udah nggak perlu Dirjen Pajak, enggak perlu Kanwil, real ini. Tapi yang enggak bisa kita ajarkan adalah soft skill," tegasnya.
Selain mengancam profesi di Ditjen Pajak, disrupsi dari kehadiran AI itu bahkan menurutnya juga kini tengah melanda industri musik.
Ia mengaku juga sempat mendapat keluhan dari pelaku industri musik melalui Yovie Widianto, selaku Staf Khusus Presiden. Yovie kata dia telah menyampaikan bahwa industri musik kini tengah sekarat karena perkembangan teknologi AI.
"Anda sudah bisa bikin musik sebaik musiknya Kahitna ya lewat Spotify. Tapi suruh tampilnya enggak bisa memang.
Mas Yovie sudah bilang, Pak, saya ini di music industry, it's dying. Karena kalah sama I Love Music, dari Artificial Intelligence," tutur Anggito.
Oleh sebab itu, Anggito menekankan, besarnya ancaman disrupsi teknologi digital pada sebuah profesi ini sebetulnya menjadi salah satu fokus perhatian Presiden Prabowo Subianto. Maka, di bidang pendidikan ia menekankan pentingnya mahasiswa diberikan pengajaran terkait AI, machine learning, maupun robotik.
"Tolong semua diajarkan mengenai roadmap Artificial Intelligence. If you are late, you are out of the business," kata Anggito.
Sumber : CNBC