Dokter Ungkap Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Waspada Jika Muncul Gejala Ini
Saturday, October 5, 2024
Jakarta - Gula secara alami ditemukan pada makanan yang mengandung karbohidrat, termasuk pada buah-buahan hingga sayuran. Mengonsumsi makanan utuh yang mengandung gula alami itu baik bagi tubuh lantaran tubuh mencerna makanan ini secara lambat.
Yang bikin masalah jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, yaitu gula yang ditambahkan ke dalam produk makanan untuk meningkatkan rasa atau memperpanjang masa penyimpanan. Makanan seperti kue, kue kering, permen, minuman ringan, jus buah, dan sebagian besar makanan olahan mengandung gula tambahan.
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, orang dewasa disarankan untuk membatasi asupan gula maksimal 50 gram atau 4 sendok makan per hari. Apabila terlalu banyak, gula yang seharusnya menjadi sumber energi justru akan menyebabkan masalah pada kesehatan.
Mengonsumsi gula terlalu banyak dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kerusakan gigi, dan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda peringatan seseorang mengalami kelebihan gula sangat penting untuk diketahui.
Spesialis dermatologi, flebologi, proktologi, dan pengobatan gizi, dr Lela Ahlemann mengatakan ada lima tanda yang mengindikasikan seseorang kelebihan gula. Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Express UK.
1. Kenaikan Berat Badan dan Rasa Lapar Terus-menerus
Gula mengandung banyak kalori, yang berarti jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan dengan cepat. Namun, ini bukan satu-satunya alasan gula dapat menyebabkan seseorang bertambah gemuk.
dr Ahlemann menjelaskan bahwa hal itu juga dapat membuat seseorang merasa lapar terus-menerus.
"Hal ini disebabkan karena gula meningkatkan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, tetapi tidak mengenyangkan, karena kurangnya serat. Jika Anda selalu lapar, Anda akan makan lebih banyak dari yang Anda butuhkan, yang pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan," imbuhnya.
2. Muncul Jerawat
dr Ahlemann mengungkapkan bahwa konsumsi gula dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin 1, atau IGF-1.
"Bersama dengan insulin, IGF-1 menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan keratinisasi berlebihan di area kelenjar sebasea, sehingga kelenjar tersebut tersumbat, yang berujung pada jerawat dan peradangan," ungkapnya
3. Perubahan Suasana Hati
Mengonsumsi gula menyebabkan kadar glukosa meningkat dengan cepat, yang menyebabkan pelepasan insulin.
"Namun, lonjakan ini sering kali begitu kuat sehingga gula darah tidak turun kembali ke tingkat normal dan malah turun di bawah batas dasar," kata dr Ahlemann.
"Ini disebut hipoglikemia, yang kemudian menyebabkan keinginan makan berlebihan. Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah."
4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Apabila seseorang lebih sering sakit dari biasanya, hal itu bisa disebabkan oleh pola makan, khususnya asupan gula.
"Biasanya, gula diserap oleh tubuh melalui usus halus. Namun, jika jumlah gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa, yang kita konsumsi melebihi kapasitas usus halus, gula tersebut akan berakhir di usus besar," imbuhnya.
Bakteri yang hidup di usus besar kemudian memakan gula tersebut. "Pemberian makanan secara selektif menyebabkan bakteri ini berkembang biak."
"Masalahnya adalah, sayangnya, bakteri ini membawa endotoksin pada permukaan bakterinya, yang kemudian dapat meninggalkan usus dan memasuki aliran darah, yang menyebabkan peradangan diam-diam, yang mempercepat penuaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh."
5. Penuaan Dini
dr Ahlemann mengatakan secara ilmiah terbukti bahwa asupan gula yang tinggi menyebabkan terbentuknya advanced glycation end products (AGEs), yang menghancurkan serat kolagen.
"Jika terdapat terlalu banyak AGE, serat kolagen kita menjadi kaku, rapuh, dan mengalami degenerasi. Tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri, yang berarti kualitas kolagen kita semakin memburuk."
Sumber : detik