5 Fakta Kecelakaan Mobil Kapolres Boyolali di Tol Batang Tewaskan Sopir-Ajudan
Wednesday, October 2, 2024
Solo - Kecelakaan maut yang melibatkan mobil Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga dengan truk bermuatan tiang listrik terjadi di tol Batang, kemarin. Akibat kejadian itu dua orang meninggal dunia yakni sopir dan ajudan Kapolres. Berikut fakta-faktanya.
Sopir dan Ajudan Kapolres Tewas
Kecelakaan maut itu terjadi sekira pukul 01.25 WIB di Tol Kandeman KM 346+800, masuk wilayah Batang. Mobil Toyota Fortuner yang membawa Kapolres Boyolali itu menabrak truk trailer bermuatan tiang listrik dari beton.
Dua orang tewas seketika dalam kejadian itu yakni ajudan Kapolres, Bripda Rio Risna Saputra (23) warga Ngadirejo RT 01/07 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, dan Bripda Vabrillian Dean Artono (23) warga Dukuh Asem Growong RT 09/03 Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari.
"Kurang lebih pukul 01.25 laka lantas di Tol Kandeman KM 346+800. Kecelakaan melibatkan Kapolres Boyolali," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto di Mapolrestabes Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (1/10/2024).
Kedua korban langsung dimakamkan siang harinya di kampung halamannya masing-masing.
Kapolres Alami Luka-Syok
Dalam kecelakaan tersebut, Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga dinyatakan selamat dan menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka-luka.
"Dua meninggal, driver (sopir) dan pendamping (ajudan). Pak Kapolres Boyolali kondisi sehat, pemeriksaan rumah sakit. Beliau luka dan syok atas kejadian itu," jelas Artanto.
Hendak Tengok Keluarga di Jakarta
Perjalanan Kapolres Boyolali diketahui hendak menuju ke Jakarta untuk keperluan menengok keluarga yang sedang sakit. Kapolres juga sudah mengajukan izin terkait kepergiannya dini hari itu.
"Beliau mau ke Jakarta akan menengok keluarga yang sakit dan sudah izin. Saat kejadian posisi beliau di kursi belakang," tutur Artanto.
Pengakuan Kernet Truk
Menurut pengakuan kernet truk, Purwanto (26), ia sempat mengira benturan yang dirasakannya merupakan ban truk yang meletus.
Saat itu truk yang ditumpanginya mendahului truk lainnya sekitar 200 meter. Tak lama, saat truk ingin masuk ke jalur lambat, laju truk terasa berat tertahan sesuatu. Ia pun sempat mengira bahwa beban yang dirasakan merupakan ban truk yang meletus
"Awalnya ya, saya kira kebanan (ban meletus), terus truknya minggir, minggir sedikit-sedikit, minggir berhenti saya turun," kata Purwanto saat ditemui detikJateng di GT Kandeman, Batang, Selasa (1/10/2024).
Saat turun, ia langsung mengecek ban sebelah kiri, namun tidak ada yang pecah. Kemudian dia berputar untuk mengecek ban sebelah kanan. Saat itu baru diketahui bahwa ada mobil nyangkut di belakang truknya.
"Saya cek ban sebelah kiri nggak pecah. Terus saya muter sebelah kanan, saya melihat ada mobil di belakang," jelasnya.
Purwanto awalnya sempat mengira ban meletus karena sebelumnya ban truk itu juga sempat meletus di Semarang. Selain itu, ia mengatakan tidak terasa ada sebuah dorongan keras saat terjadi benturan dengan mobil.
"Nggak kerasa benturan (saat kecelakaan). Melihat ada mobil belakang seperti itu ya lemas. Ini baru saya alami," katanya.
Lebih lanjut, Purwanto menduga mobil Fortuner itu berupaya menyalip laju truknya. Padahal, truk tronton yang ditumpanginya sudah berada di jalur lambat.
Truk Melaju 50 Km/jam
Purwanto menyebut saat kecelakaan, truk melaju dengan kecepatan 40-50 km/jam. Truk tidak bisa melaju dengan kencang mengingat beban yang dibawa cukup berat, yakni beton tiang listrik atau plating listrik.
"Kendaraan truk perkiraan kecepatan 40 km, kalau yang belakang (mobil), ya tentunya lebih dari seratus," ucapnya.
Menurut Purwanto, ada beberapa mobil yang memberikan sinyal dari lampu dim terkait keberadaan mobil nyangkut itu. Tapi ia baru mengetahuinya setelah truk berhenti.
"Ya, ada mobil yang beberapa kali ngedim seakan mengingatkan ada mobil yang nyantol. Saya tahu setelah truk berhenti karena saya kira justru ban meletus itu tadi," kata Purwanto.
"Kaku, di dalam mobil ada tiga orang. Dua di depan dan satu di kursi kedua. Dua depan kondisinya seperti itu, saya enggak berani melihat dekat," tambahnya.
Diketahui, truk tersebut melakukan perjalanan dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuju Tegal.
Sumber : detik