Demokrat Jelaskan Perbedaan Isi Pertemuan SBY dengan Prabowo dan Jokowi

 

Jakarta - Partai Demokrat menjelaskan terkait isi pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain membahas soal SBY yang akan berangkat ke New York terkait pemberantasan malaria, pertemuan itu juga membahas mengenai situasi terkini.

"Jadi pertemuan beliau dengan Pak Presiden Jokowi kemarin itu memang dalam rangka pamitan untuk berangkat ke New York untuk mengikuti forum End Malaria Council karena beliau diangkat sebagai special advisor," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Minggu (22/9/2024).

Herzaky mengatakan adalah hal wajar jika pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu dengan Presiden Jokowi membahas situasi terkini. Namun, kata dia, tidak termasuk soal ranah politik praktis.

"Tentu namanya sebagai Presiden ke-6 RI pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun ya seorang guru bangsa, negarawan, layaknya Pak Jokowi juga, pertemuan dua tokoh bangsa ini wajar walau kemudian berbicara hal-hal besar dan strategis pula, mengenai situasi terkini," tutur dia.

"Tapi tentunya tidak masuk ke ranah politik praktis, tetapi bagaimana kita sebagai bangsa, mengenai isu terkini. Termasuk isu-isu geopolitik dan geostrategis," tutur dia.

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (21/9/2024). 

Lalu apakah dalam pertemuan dengan Jokowi itu, SBY membicarakan pertemuan dengan presiden terpilih Prabowo Subianto pada Kamis (19/9) lalu? Herzaky pun memberikan penjelasan.

"Kalau pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo ya kan Pak Prabowo juga langsung komunikasi dengan Pak Jokowi, ya kan, Pak SBY juga langsung ke Pak Jokowi, begitu juga Pak SBY ke Pak Prabowo. Ini tentu tidak ada pembahasan mengenai itu juga, tidak juga dibahas," katanya.

Herzaky mengatakan pertemuan SBY dan Prabowo diskusi mengenai kondisi geopolitik dan geostrategis. Sementara pertemuan dengan Jokowi fokus kepada SBY yang akan berangkat ke New York untuk mengikuti forum global soal mengatasi malaria.

"Karena dua hal berbeda itu, pertemuan dengan Pak Prabowo diskusi mengenai isu terkini tantangan geostrategis dan geopolitik, sedangkan pertemuan dengan Pak Jokowi fokusnya tadi, karena Pak SBY hari ini sebagai tokoh diminta dunia internasional forum End Malaria Council, di dalamnya ada Bill Gates," katanya.

Herzaky mengatakan malaria masih menjadi permasalahan di sebagian wilayah Indonesia. Karena itu, kata dia, SBY bersedia menjadi penasihat khusus terkait masalah ini untuk Asia-Pasifik.

"Karena bagaimanapun di Indonesia masih ada isu-isu permasalahan terkait malaria, di dareah Indonesia timur, di Kalimantan Timur, di Papua misalnya, di daerah Indonsia tengah, perlu menjadi perhatian kita, karena itu Pak SBY kemudian berkenan menjadi special advisor untuk Asia-Pasifik," katanya.

Herzaky juga menyinggung pernyataan Presiden Jokowi usai pertemuan. Hal itu terkait dengan dukungan untuk pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakbuming mendatang.

"Kalau masalah Pak SBY dan Pak Jokowi sepakat untuk mendukung penuh pemerintahan ke depan kan memang sudah disampaikan juga oleh Pak Jokowi," pungkasnya.

Diketahui SBY dan Jokowi bertemu di Istana Negara Jakarta pada Sabtu (21/9) kemarin. Keduanya sempat makan siang bersama. Salah satu isi pertemuan membahas soal SBY akan menjadi penasihat khusus aliansi malaria sedunia atau Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA) di New York.

Presiden Jokowi mengungkap ada hal lain yang dibahas selain terkait APLMA di New York yang disampaikan SBY. Yakni kesepakatan untuk mendukung pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

"Tadi selain yang disampaikan beliau, Bapak SBY, kita juga sepakat, Pak SBY dan saya untuk memberikan dukungan penuh untuk pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto," kata Jokowi.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel