PAN Bela Jokowi Minta Maaf ke Rakyat: PDIP Kalah Sebaiknya Berjiwa Ksatria

 

Jakarta - Juru bicara PDIP Chico Hakim menganggap permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada rakyat sudah terlambat. Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menilai sikap Jokowi sudah sangat bijaksana.

"Sikap Presiden Jokowi sangat bijaksana. Sebagai manusia, tentu bukanlah Maha Sempurna, karena kesempurnaan hakiki hanyalah milik Allah, Tuhan Yang Maha Esa," kata Viva kepada wartawan, Jumat (2/8/2024).

Viva mengatakan program yang belum sempurna di era Jokowi nantinya akan diselesaikan dan diperbaiki oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Jika masih ada program yang belum sempurna, ya nanti akan diselesaikan, diperbaiki serta disempurnakan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Viva.

Viva lalu menyinggung soal PDIP telah mendukung Jokowi dan kemudian terpilih menjadi presiden untuk kedua kalinya. Dan kini, kata Viva, jika di Pilpres 2024 jagoan PDIP kalah, itu merupakan konsekuensi demokrasi.

"Dalam sejarahnya, Pak Jokowi dua kali terpilih menjadi presiden didukung oleh PDIP. Jika di Pilpres 2024 calon PDIP kalah berlaga, ya itu konsekuensi dari demokrasi elektoral," ujarnya.

Viva meminta PDIP menerima kekalahan dengan jiwa ksatria. Dia mengatakan semestinya, PDIP tidak usah lagi mengorek masa lalu dengan narasi negatif yang akan menebar energi buruk.

"Jika sudah kalah, ya sebaiknya menerima dengan jiwa ksatria. Tidak usah lagi mengorek-ngorek masa lalu dengan memakai bahasa negatif, destruktif, dan toxic. Tidak enak dibaca dan dirasa karena menebar energi buruk, he-he-he," ujarnya.

Viva mengajak seluruh pihak untuk menatap masa depan dengan optimis. Dia menyebut politik kekuasaan dalam sistem demokrasi konstitusional adalah jalan terbaik membangun peradaban Indonesia.

"Marilah kita menatap masa depan dengan rasa optimisme. Politik kekuasaan dalam sistem demokrasi konstitusional adalah jalan terbaik dalam membangun peradaban Indonesia," katanya.

Pernyataan Jubir PDIP

Sebelumnya, PDIP merespons Presiden Jokowi yang menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia menjelang berakhirnya masa jabatan. PDIP menganggap permintaan maaf itu sudah terlambat disampaikan sekarang.

"Kami tidak merasa ini sesuatu yang perlu dihiraukan terlalu serius atau terlalu jauh karena semuanya sudah cukup terlambat," kata Juru Bicara PDIP Chico Hakim saat dihubungi, Jumat (2/8).

Chico menyebut beberapa kerusakan telah terjadi selama Jokowi memimpin Indonesia. Dia menyinggung secara khusus kerusakan dari sisi demokrasi.

"Apa lagi kerusakan yang telah diakibatkan oleh cara kepemimpinan dan manuver-manuver yang dilakukan oleh kekuasaan, khususnya yang kami maksud adalah kekuasaan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. 

Itu kerusakan-kerusakan di bidang demokrasi dan juga hubungan baik silaturahmi sosial di antara masyarakat yang kita rasakan ada keterpecahan, ada pecah belah di situ, polarisasi, politisasi agama, dan juga berbagai macam hal lain," jelasnya.

"Kalau di bidang demokrasi tentu kita tahu ada pembegalan konstitusi kita hanya untuk loloskan putra sulungnya, dan baru-baru ini dilakukan lagi untuk meloloskan putra bungsunya sebagai kandidat politik," lanjut dia.

Selain itu, Chico menyebut ada banyak hal yang tidak sesuai dengan janji Jokowi saat pertama kali maju sebagai calon presiden pada 2014. "Banyak sekali hal yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan yang bersangkutan ketika berkampanye di pemilihan pertamanya sebagai presiden. Dan justru banyak yang terjadi kebalikannya," imbuhnya.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel