Geliat Pilgub DKI, Potensi Rematch Ahok Vs Anies & Gerilya Jusuf Hamka

 

Jakarta - Survei mengungkap potensi rematch atau tanding ulang antara Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2024. Keduanya bersaing dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta.

Selain dua nama itu, ada nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ada pula nama pebisnis senior Jusuf Hamka yang belakangan digadang-gadang oleh Partai Golkar.

Nama putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, juga masih beredar di Jakarta.

Berikut peta politik Pilgub DKI Jakarta selama pekan ini:

Anies Baswedan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampil sebagai calon terkuat di bursa calon gubernur Jakarta. Survei Litbang Kompas menampilkan elektabilitas Anies di angka 29,8 persen.

Anies juga tampil sebagai jawara di survei Proximity Indonesia bulan Mei 2024. Elektabilitas Anies mencapai 18,5 persen.

Anies telah menyatakan akan maju kembali sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Dia telah mengantongi dukungan dari PKB dan PKS.

PDIP dan NasDem juga menyatakan ketertarikan mendukung Anies. Namun, belum ada deklarasi resmi dari dua partai tersebut.

Basuki Tjahaja Purnama

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali muncul ke panggung politik. Nama Ahok masuk dalam bursa calon gubernur Jakarta.

Pada survei Litbang Kompas, Ahok menempel Anies di posisi kedua. Elektabilitasnya menyentuh 20 persen. Ia unggul atas sejumlah nama top, seperti Ridwan Kamil (8,5 persen) dan Erick Thohir (2,3 persen).

Partai Ahok, PDIP, memang belum membuat keputusan untuk Pilgub DKI Jakarta. Namun, elite PDIP berharap Ahok kembali dicalonkan dalam pilkada tahun ini.

"Justru yang menjadi kejutan yang tidak pernah di-declare seperti Ahok, tiba-tiba juga tinggi," kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (17/7).

Ahok tak mau berspekulasi terlalu jauh. Ia menyerahkan keputusan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Keputusan di Ketum dalam rapat DPP PDIP," ucap Ahok melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

Sementara itu juru bicara Badan Pemenangan Pilkada PDIP, Seno Bagaskoro mengakui nama Ahok masuk dalam bursa internal partai. Namun, PDIP, kata dia, masih hati-hati karena perlu mempertimbangkan variabel lain.

"Jadi sedari awal memang nama beliau [Ahok] ada di list PDI Perjuangan. Survei ini menjadi petunjuk, tetapi tentu variabelnya beragam," kata Seno saat dihubungi, Jumat (19/7).

Menurut Seno, Jakarta berbeda dengan daerah-daerah lain. Artinya, tarik ulur dan pertimbangannya harus dilakukan dengan mendalam.

"Maka tentu tidak bisa disamakan dengan di daerah-daerah lain. Tidak bisa juga dengan cocoklogi ala cek khodam. Harus agak mendalam," katanya.

Namun, Seno mengakui kapasitas Ahok sebagai kader internal PDIP. Menurut dia, Ahok punya pengalaman sebagai birokrat. Ahok, katanya, juga kader yang berproses dari bawah, dan bertanggung jawab.

Namun, Seno bilang partainya tak akan buru-buru. Dia meyakini masih ada cukup waktu untuk menggerakkan mesin politik kendati keputusan partisinya mengumumkan sosok yang akan diusung disampaikan di menit-menit akhir.

"Artinya, sekalipun misalnya harus mendekati injury time, kami yakin punya fighting spirit dan mesin politik yang cukup," katanya.

Ridwan Kamil

Politikus Partai Golkar ini terjebak di dua bursa calon gubernur. Ridwan Kamil muncul di bursa Pilgub DKI Jakarta dan Pilgub Jabar.

Di Pilgub Jabar, RK diprediksi tak terkalahkan. Elektabilitas Ridwan Kamil di berbagai survei melampaui angka 50 persen. Pesaing terdekatnya, Dedi Mulyadi, masih berjarak belasan hingga puluhan persen.

Nasib RK di bursa Pilgub DKI Jakarta sedikit berbeda. Elektabilitasnya masih kalah dari dua mantan gubernur Jakarta, Anies dan Ahok.

Survei Litbang Kompas menyebut elektabilitas RK 8,5 persen. Dia berada di peringkat ketiga, tetapi jarak elektabilitas dengan Anies dan Ahok lebih dari 10 persen.

Golkar belum menyatakan dukungan untuk RK. Mereka justru mendorong Ridwan Kamil untuk nyalon di Jawa Barat.

Partai Gerindra mengusulkan RK untuk mencalonkan diri di Jakarta. PAN juga menyarankan RK maju di Jakarta.

"Ya saya mengusulkan Ridwan Kamil di Jakarta, semua setuju," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/6). Ia mengungkap hal itu saat ditanya pembahasan dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan para ketua umum partai.

Jusuf Hamka

Alih-alih menyokong Ridwan Kamil, Golkar justru menawarkan alternatif. Salah satunya Jusuf Hamka alias Babah Alun.

Ide itu diungkap Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dia bilang bakal menyodorkan nama Jusuf Hamka bila putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, maju di Pilgub DKI Jakarta.

Setelah itu, nama Jusuf Hamka jadi pembicaraan publik. Golkar meresponsnya dengan memberi surat tugas kepada Jusuf Hamka untuk Pilgub DKI Jakarta.

"Untuk Jakarta, kita telah memberikan Instruksi, kepada Babah Alun, atau pak Jusuf Hamka. Orang katakan, 'Bapak Jalan Tol' ya. Nah, tugas yang diberikan kepada beliau adalah sebagai bakal calon gubernur, dan bakal calon wakil gubernur," ucap Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/7).

Belum ada partai yang tertarik dengan ide itu. PSI justru memastikan tak ada kesepakatan mengusung pasangan Kaesang-Jusuf Hamka.

Kaesang Pangarep

Ketua Umum PSI ini beredar di bursa Pilgub DKI Jakarta. Nama Kaesang diusulkan sejumlah petinggi partai untuk ikut dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.

Kaesang juga telah memberi sinyal ketertarikan untuk maju. Namun, ia menyebut baru akan membuat keputusan bulan Agustus.

Dari sisi survei, elektabilitas Kaesang masih jauh dari persaingan. Litbang Kompas menyebut elektabilitas Kaesang cuma 1 persen. Sementara itu, Lembaga Survei Jakarta mencatat elektabilitas Kaesang 3,9 persen.

Sumber : CNN 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel