Kisah di Balik Alumnus UGM Jadi Korban Tewas Pesawat Latih Jatuh di BSD

 

Solo - Tragedi pesawat latih nomor registrasi PK-IFP jatuh di kawasan BSD, Tangerang Selatan (Tangsel) membawa duka bagi keluarga Pulu Darmawan (39) di Semarang. 

Pulu yang merupakan pilot pesawat latih itu merupakan salah satu dari tiga korban tewas dalam insiden itu.

Tragedi nahas itu terjadi pada Minggu, 19 Mei 2024 lalu. Polisi menyebut pesawat ini semula take off dari Bandara Pondok Cabe.

"Take off Bandara Pondok Cabe sekira pukul 11.36 WIB," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Minggu (19/5/2024).

Pesawat itu pun diketahui sempat landing di Bandara Khusus Salakanegara Pandeglang, Banten. Namun, saat kembali ke Bandara Pondok Cabe, pesawat itu jatuh di sekitar Lapangan Sunburst BSD.

Diketahui tiga awak yang tewas yakni pilot, engineer, dan penumpang. Ketiganya yakni Pulu Darmawan (pilot), Mayor (Purn) Suwanda (kopilot), dan Farid (engineer).

Paman korban, Sukro Partono (60), yang mendengar meninggalnya Pulu ini langsung mendatangi rumah duka di Dusun Jetis, Desa Ngasem, Kecamatan Bandungan, Semarang.

"Saya dapat kabar dari istri saya bahwa kecelakaan pesawat latih di BSD, Tangerang, memakan korban tiga orang termasuk keponakan saya. Saya bergegas datang dan dipastikan benar yang meninggal dunia benar keponakan saya," ujar Sukro di lokasi, Minggu (19/5).

Sukro mengungkap mendiang keponakannya itu bekerja sebagai instruktur penerbangan dan sejak 10 tahun lalu bekerja di Jakarta.

Alumni Teknik Mesin UGM

Sosok Pulu pun dikenal ceria. Pulu Darmawan ternyata sempat menempuh pendidikan Sarjana Teknik Mesin di UGM.

"Kuliah dulu di UGM terus langsung sekolah pilot. Sekolah pilotnya nggak lama mungkin satu tahunan tapi habis itu dia langsung kerja di sekolahnya itu jadi instruktur," ujar keponakan Pulu, Novan Teo (23) saat ditemui di rumah duka, Senin (20/5).

Novan mengaku cukup dekat dengan pamannya itu. Sosok Kapten Pilot Pulu Darmawan ini pun dikenal mengayomi.

"Beliau memang sama saudara-saudara dekat banget apalagi dengan saya dan adik-adik saya itu dekat kalau bahasa Jawanya ngemong banget," ujar dia.

"Memang dia sukanya bercanda-canda sih jadi nggak suka ngasih kaya nasihat gitu," sambung Novan.

Dimakamkan di Tanah Kelahirannya

Jenazah Pulu Darmawan tiba di rumah duka pada Seniin (20/5) pukul 14.50 WIB. Keluarga pun menyambut kedatangan jenazah Pulu dengan histeris.

Ayah korban terlihat sangat terpukul sehingga menangis histeris di hadapan peti jenazah anaknya. Jenazah pun disemayamkan ke rumah duka untuk disalatkan. Beberapa pelayat juga terlihat tersedu saat korban disalatkan.


Sementara itu, karangan bunga duka cita pun terlihat berjajar di rumah duka. Di antaranya dari Kapolres Semarang, Keluarga Besar SMA Bhakti Awam, dan Komandan Kodiklat AU Marsdya Arif Mustofa.

"Rencananya disemayamkan sebentar, disalatkan dan langsung dimakamkan," kata paman korban, Sukro Partono (60) saat di lokasi.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel