Bos PPI Ulas Luka Lama di Balik Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo-Gibran

 

Jakarta - Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memberi sinyal politik bergabung dengan Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Langkah Partai Gelora ini dinilai sebagai pertanda masih adanya luka lama dengan PKS.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno. Dia menilai ada urusan personal di balik penolakan Partai Gelora terhadap PKS.

"Saya kira ini soal luka lama. Urusannya jadi sangat personal," kata Adi saat dihubungi, Rabu (1/5/2024).

Adi menjelaskan elite-elite yang ada di Partai Gelora saat ini merupakan pendiri dan pejuang PKS. 

Dia menyinggung nama-nama seperti Ketum Partai Gelora Anis Matta, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah, hingga Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik.

"Apapun judulnya elite-elite Gelora itu dulunya pendiri, ideologi, dan pejuang garda terdepan PKS. Orang seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik dan lainnya pentolan utama PKS dulunya. 

Tapi karena persoalan konflik internal, Anis Matta dan Fahri cs keluar dari PKS dan bikin Gelora," ucapnya.

Dia menilai sudah terjadi perang terbuka dengan PKS selama Gelora terbentuk. Saling serang dan saling kritik, kata dia, kerap ditunjukkan kepada publik.

"Sepanjang Gelora berdiri memang sudah terjadi perang terbuka dengan PKS. Saling serang dan saling kritik secara terbuka. Tak heran kalau kemudian Gelora mencak-mencak ke PKS kalau bergabung dengan Prabowo. 

Tapi PKS tak tinggal diam. PKS malah meledek Gelora partai nol koma. Ini soal konflik internal yang urusannya sangat pribadional (personal)," jelasnya.

"Kalau mau disederhanakan Gelora ini kan bin PKS. Gelora bin PKS. Perseteruan internal," lanjutnya.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel