Tepis Israel, Iran Sebut Operation True Promise Sukses Melebihi Harapan

 

Teheran - Panglima Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menyatakan bahwa serangan udara bernama "Operation True Promise" atau "Operasi Janji Sejati" yang dilancarkan terhadap Israel telah mencapai "level kesuksesan yang melebihi harapan". Operasi itu dimaksudkan membalas serangan Tel Aviv terhadap Konsulat Iran di Suriah.

Seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Minggu (14/4/2024), pernyataan itu disampaikan oleh Salami saat berbicara kepada media pemerintah Iran, sembari mengakui bahwa informasi masih terus datang dari lapangan terkait operasi militer Iran yang melibatkan serangan langsung pertama kali terhadap Israel tersebut.

"(Operasi Janji Sejati) Lebih sukses dari yang diharapkan," sebutnya.

"Tentu saja, orang-orang yang tinggal di wilayah pendudukan, para pejabat Zionis dan pasukan teroris dan pasukan pendudukan rezim Zionis dan AS (Amerika Serikat) memiliki pemahaman lebih baik tentang dampak serangan ini pada saat ini," ucap Salami dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, Salami menyebut AS dan Prancis memberikan perlindungan udara bagi Israel di wilayah Irak, Yordania dan bahkan sebagian wilayah Suriah. Namun, menurut Salami, "puluhan" drone, rudal jelajah dan rudal balistik Iran berhasil menembus lapisan kemampuan pertahanan Israel.

"Kami bisa melancarkan serangan yang jauh lebih besar, tapi kami membatasinya pada kemampuan yang digunakan rezim Zionis untuk menyerang Konsulat Iran dan membunuh komandan-komandan kami yang tercinta," ujarnya.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, dalam pernyataan terpisah kepada televisi pemerintah menyebut pembalasan atas serangan mematikan Israel telah "mencapai semua tujuannya".

"Operasi Janji Sejati...berhasil dituntaskan sejak semalam hingga pagi hari ini dan telah mencapai semua tujuannya," sebut Bagheri.

Teheran mengatakan serangan terhadap Tel Aviv itu merupakan "pertahanan diri yang sah" berdasarkan pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyusul serangan pada 1 April lalu terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus yang diyakini didalangi oleh Israel.

Serangan di Damaskus itu meratakan gedung konsuler lima lantai di kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah, dan menewaskan tujuh personel Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal.

Iran Klaim Pusat Intelijen-Pangkalan Udara Israel Hancur

Dijelaskan oleh Bagheri bahwa serangan pembalasan Iran ini menargetkan "pusat intelijen" dan pangkalan udara Israel, yang menjadi lokasi jet tempur F-35 milik Tel Aviv lepas landas untuk menyerang Konsulat Teheran di Damaskus awal bulan ini.

"Kedua pusat tersebut telah hancur dan rusak parah," sebutnya, meskipun militer Israel menyatakan serangan Iran hanya memicu kerusakan ringan.

"Kami melihat operasi ini telah selesai dan menurut kami, operasi ini telah berakhir," tegas Bagheri.

"Tidak niat untuk melanjutkan operasi ini," ujarnya, sembari menyerukan Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut terhadap Iran, yang menurut Bagheri, akan memicu respons yang "jauh lebih besar".

Militer Israel sebelumnya menyebut bahwa 99 persen dari total lebih dari 300 proyektil, termasuk rudal balistik, yang ditembakkan oleh Iran ke negara tersebut berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara. Militer Israel pun mengklaim serangan Iran terhadap wilayahnya telah digagalkan.

"Serangan Iran telah digagalkan," tegas juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP.

Hagari menyebut bahwa Iran meluncurkan 170 drone dan 30 rudal jelajah ke wilayah Israel, namun tidak ada satupun yang berhasil memasuki wilayah udara negara Yahudi tersebut. Ditegaskan Hagari bahwa seluruh drone dan rudal jelajah Iran ditembak jatuh di luar perbatasan oleh pasukan Israel dan sekutu-sekutunya.

Sedangkan dari total 120 rudal balistik yang diluncurkan Iran, menurut Hagari, sebagian besar ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow. Meskipun beberapa rudal balistik berhasil lolos dari pertahanan udara Israel dan menghantam Pangkalan Udara Nevatim di bagian selatan negara itu. Disebutkan oleh Hagari bahwa kerusakan ringan terjadi pada infrastruktur di Nevatim, namun pangkalan udara itu tetap beroperasi seperti biasa.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel