Perolehan Suara PSI di Real Count KPU Lampaui Quick Count Kompas

 

Jakarta - Perolehan suara PSI dalam Pemilu 2024 versi real count KPU melampaui hasil perolehan suara quick count sejumlah lembaga survei pada Minggu (3/3) siang ini.

Berdasarkan data teranyar real count KPU yang tercatat dalam Sirekap pada pukul 11.07 WIB, PSI merengkuh suara sebesar 3,13 persen. Perolehan suara itu didapat dari 65,80 persen progress Sirekap KPU atau 541.167 TPS dari 823.236 TPS.

Sementara itu, hasil quick count lembaga survei Litbang Kompas dan Voxpol menunjukkan perolehan suara yang lebih kecil dari real count KPU.

Quick count Litbang Kompas dengan data masuk 99,35 persen mencatat PSI memperoleh suara sebesar 2,81 persen.

Tak jauh berbeda, quick count Voxpol dengan data masuk 79,10 persen merekam PSI merengkuh suara sebesar 2,93 pesen.

Berdasarkan aturan dalam Undang-undang Pemilu, sebuah partai politik harus melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen untuk lolos ke parlemen.

Ledakan suara PSI

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Burhanuddin Muhtadi menyebut kenaikan suara PSI dengan istilah 'ledakan'. Menurutnya, fenomena ini berbeda dengan naik dan turunnya suara partai lain di Pemilu 2024 yang terlihat smooth.

"PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dg partai2 lain. Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," tulis Burhanuddin dalam perbincangan di media sosial X.

Burhanuddin menjelaskan di lini masa akun X pribadinya bahwa akan melakukan pengecekan anomali tersebut. Ia bakal membandingkannya dengan formulir C1 di TPS yang menjadi sampel quick count lembaga survei.

Meski begitu, ia mengimbau lebih baik menunggu perhitungan manual KPU yang dilakukan berjenjang dari daerah hingga pusat agar lebih adil.

'Operasi sayang anak'

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy heran dengan tambahan suara PSI yang meningkat drastis. Ia menilai hal tersebut adalah sebuah kejanggalan.

Pria yang akrab disapa Romy itu membandingkan lonjakan suara PSI dengan penurunan angka yang dialami PPP.

"Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi 'sayang anak' lagi?" ucap Romy di akun @romahurmuziy pada Sabtu (2/3). Sudah mendapat izin dari Romy untuk mengutip.

Protes tersebut pun telah direspons oleh Komisioner KPU Idham Holik. Ia mengatakan Sirekap tidak digunakan sebagai penentu hasil pemilu.

"Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut itu lonjakan apa. Yang jelas Undang-Undang Pemilu menegaskan bahwa perolehan suara peserta pemilu yang disahkan oleh KPU itu berdasarkan rekapitulasi resmi," kata Idham di Kantor KPU RI, Jakarta.

Sumber : CNN 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel