Sinyal 'Lempar Handuk' di Balik Ucapan TKN soal Parpol Sebelah Mau Gabung

 

Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman, mengatakan adanya partai politik yang ingin bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran usai pemilu selesai. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai pernyataan itu sebagai sinyal ada yang telah 'lempar handuk'. Apa maksudnya?

"Saya kira pernyataan Habiburokhman itu menegaskan bahwa partai-partai politik di luar kubu 02 secara perlahan sudah lempar handuk, sudah mengakui keunggulan Prabowo dan Gibran meski belum ada keputusan resmi dari KPU. Tapi pengakuan itu sepertinya didasarkan atas hasil quick count yang memenangkan secara mutlak pasangan nomor 02 itu," kata Adi saat dihubungi, Kamis (22/2/2024).

Adi mengatakan pernyataan dari petinggi TKN soal adanya pimpinan partai politik yang ingin bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran menandakan kontestasi Pilpres 2024 telah selesai. Keterangan dari TKN itu juga bisa menjadi tanda kecilnya kemungkinan terbentuk poros oposisi.


"Pernyataan Habib menurut saya ada partai politik entah itu di kubu 1 atau 3 sudah lempar handuk menyatakan pilpres sudah game over dan menyatakan siap bergabung koalisinya Prabowo dan Gibran. Kedua, saya kira memang partai-partai di kubu 1 dan 3 ini mengindikasikan tidak akan bersatu membentuk satu poros oposisi yang melawan Prabowo dan Gibran di lima tahun yang akan datang," ujar Adi.

Menurut Adi, tren poros oposisi telah hilang selama era pemerintahan Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Para peserta pemilu pada akhirnya akan memilih berada di satu gerbong yang sama dengan kubu pemenang.

"Ini akan mengulang kecenderungan-kecenderungan politik yang dilakukan Jokowi dan SBY di mana partai-partai yang kalau cenderung bergabung dengan kubu pemerintah yang dimenangkan oleh Prabowo-Gibran," katanya.

"Jadi pernyataan Habib ini mengindikasikan ke depan akan ada satu per satu entah itu kubu 1 atau kubu 2 akan hijrah migrasi menjadi bagian dari koalisi politiknya Prabowo dan Gibran. Oleh karena itu tentu ini akan menjadi ancaman minimnya oposisi. Ke depan kita jangan berharap akan ada oposisi yang kuat dan pastinya oposisi akan semakin lemah dan tak bisa diandalkan sebagai check and balance," sambungnya.

Lebih lanjut Adi berharap poros oposisi tetap bisa terbentuk dalam pemerintahan mendatang. Dia mengatakan para pihak yang kalah dalam pemilu tidak mendapatkan jatah kekuasaan sehingga bisa menjadi oposisi untuk pemerintah.

"Saya berharap partai-partai yang kalah pemilu ini tidak usah diajak dalam barisan pemerintah. Biarkan saja dia di luar kekuasaan berjalan di tempat yg sunyi menjadi oposisi," ucap Adi.

Sebelumnya, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan ada pimpinan partai politik dari kubu sebelah yang ingin bergabung ke koalisi pemerintahan usai pemilu. Namun Habiburokhman tak mengungkap siapa pimpinan parpol tersebut.

"Ya banyak, ada teman-teman yang ngomong ke saya 'ane' kata dia kan, habis pemilu menang nggak menang, ane mau ikut partai, ane di pemerintahan," kata Habiburokhman pada wartawan di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2024).

"Salah satu pimpinan parpol di kubu sebelah, ya kan ngomong begitu ke saya, ya sesama anak Jakarta. Ngomong begitu, ane pokonya setelah pemilu mau di kekuasaan," sambungnya.

Sumber : detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel